Gambar 1. Olahan Singkong menjadi Klatak Karomah

Klatak, makanan ringan khas Banjarnegara, terbuat dari singkong (ketela) dengan cita rasa yang gurih. Sejak dulu hingga kini, proses pengolahan klatak tetap menggunakan teknik manual, meskipun mungkin sekarang telah memanfaatkan alat untuk menghaluskan singkongnya. Kelezatan cemilan ini menjadikannya sangat cocok untuk berbagai acara dan merupakan pilihan yang tepat sebagai oleh-oleh.

Bermula dari ide sepasang suami istri, Ibu Jariyah dan suaminya, yang mulai mengembangkan usaha klatak sejak tahun 1993. Usaha yang dijalankan diberi nama "Klatak Karomah". Awalnya, klatak dibuat dengan tekstur tipis yang sangat gurih, tetapi seiring berjalannya waktu, inovasi dilakukan dengan menambahkan rasa balado untuk memberikan variasi yang menarik. Sekarang usaha klatak telah berkembang pesat. Mereka mampu mengolah hingga 10 kg singkong dan menghasilkan sekitar 60-70 bungkus klatak yang siap dijual setiap harinya. Keuletan dan dedikasi Ibu Jariyah beserta suaminya telah menjadikan klatak ini populer di kalangan masyarakat sehingga menjadi salah satu cemilan favorit yang cocok dinikmati dengan apapun.

Proses produksi klatak dimulai setiap hari sejak pukul 5 pagi hingga pukul 3 sore. Bahan dasar utama yang menjadi ciri khas klatak adalah singkong pilihan untuk menghasilkan kualitas terbaik. Ibu Jariyah memastikan bahwa singkong yang digunakan segar dan berkualitas sehingga menghasilkan klatak yang lembut dan nikmat. Sedang bumbu utama diantaranya, kencur, bawang putih, garam, daun kucai, dan sebagainya.

Gambar 2. Tim Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB melakukan Survey UMKM Klatak Karomah, Sabtu (15/07/2023)

Tim KKN-T Inovasi IPB 2023 melakukan kunjungan ke UMKM Klatak Karomah yang berada di desa Karekan, Banjarnegara. Tujuan dari kegiatan kunjungan ini, yaitu mengidentifikasi terkait lokasi dan permasalahan yang ada di UMKM Klatak Karomah. Survei permasalahan dilakukan guna menentukan solusi yang tepat yang dapat diberikan kepada UMKM Klatak Karomah yang mana merupakan salah satu produsen olahan singkong khas Banjarnegara dan berpotensi untuk menjadi sentral klatak di Kabupaten Banjarnegara.

Berdasarkan hasil wawancara singkat terhadap bu Jariyah, diketahui bahwa terdapat permasalahan pada UMKM Klatak Karomah ini, yaitu penggunaan alat cetak yang masih manual sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang lama dan tenaga yang lebih besar karena harus dicetak satu persatu. Selain itu permasalahan lain yang ditemukan, yaitu banyaknya minyak sisa penggorengan pada kemasan sehingga mempengaruhi tampilan produk. 

Berdasarkan identifikasi permasalahan pada UMKM Klatak Karomah, mahasiswa KKN Tematik IPB 2023 merancang beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, pelaku usaha diarahkan untuk menggunakan alat spinner minyak untuk mengurangi kadar minyak pada makanan atau menggunakan kertas minyak untuk menyerap minyak pada keripik dalam skala kecil. Dengan demikian, tingkat minyak berlebih pada produk dapat diminimalisir sehingga produk tampak lebih menarik dan sehat. Selanjutnya, untuk mengatasi permasalahan alat cetak yang manual, disediakan sebuah alat cetak keripik klatak yang dapat memuat lebih banyak adonan dalam sekali gilasan. 

Produksi Klatak Karomah ini berlokasi di Desa Karekan, Banjarnegara. Dengan usaha yang terus berkembang, saat ini Klatak Karomah telah berhasil mendistribusikan produknya secara langsung ke pasar dan menitipkan di warung-warung terdekat, sehingga semakin banyak orang yang dapat menikmati kelezatannya. Tidak hanya itu, Klatak Karomah juga melayani pesanan khusus untuk hajatan dan acara-acara besar. Salah satu faktor yang membuat Klatak Karomah diminati banyak orang adalah harga perbungkusnya yang sangat terjangkau. Dengan hanya Rp. 5.000 perbungkus, konsumen bisa menikmati Klatak Karomah ukuran 250 gram. Bahkan untuk pembelian secara grosir, harganya bisa lebih murah, yaitu sekitar Rp. 4.000 - 4.500 per bungkus.

Kehadiran usaha klatak ini juga memberikan dampak positif bagi petani lokal. Bahan baku singkong yang digunakan dalam produksi klatak dibeli langsung dari petani atau pengepul setempat, sehingga membantu meningkatkan penjualan singkong dan mendorong perekonomian para petani tersebut.

Tidak hanya itu, usaha klatak ini juga memberikan manfaat sosial di lingkungan sekitar. Bu Jariyah dan suaminya membuka lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan tetangga dan anggota keluarganya. Hal ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan bagi mereka, tetapi juga memperkuat ikatan kebersamaan di antara mereka.

Dengan semangat berusaha, kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan optimisme dalam menghadapi tantangan, usaha klatak milik Bu Jariyah dan suami menjadi contoh inspiratif bagi pengusaha lainnya. Keberhasilan mereka tidak hanya dirasakan dalam aspek bisnis, tetapi juga dalam memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan lingkungan sekitar.